Kenali Bahaya Panaskan Makanan Berulang Saat Ramadan, Ini Dampaknya
Saat ini umat muslim termasuk di Indonesia sudah memasuki ibadah puasa Ramadan hari ke-5. Untuk memastikan fisik yang lebih baik, masyarakat diimbau meningkatkan daya tahan tubuh.
Hal ini karena cuaca sekarang sangat tidak menentu. Kadang hujan besar, kadang panas. Maka dari itu, penting dalam menjaga daya tahan tubuh tetap dalam keadaan fit saat berpuasa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadiana menyarankan masyarakat bisa menjaga asupan makanan saat menjalankan ibadah puasa agar tida mudah terserang beragam penyakit
“Biasanya di tengah cuaca tak menentuatau musim pancaroba salah satu penyakit yang sering diidap itu flu dan diare. Bahkan, ada potensi seperti DBD yang juga harus diwaspadai,” ucapnya dikutip Candi.id.
Untuk itu, Anhar mengimbau masyarakat yang saat ini menjalankan ibadah puasa berhati-hati dalam memilih makanan. Mengingat pada bulan puasa justru makanan akan semakin berlimpah.
“Akhirnya makanan itu tidak dibuang, tapi disimpan dan panaskan berulang. Sebetulnya kebiasaan seperti itu harus sudah tidak boleh lagi. Makanan seperti itu jangan dikonsumsi lagi,” ucapnya.
"Kenapa? karena sudah rusak makanannya, vitaminnya juga sudah tidak ada. Malah sudah ada bakteri yang bisa menyebabkan penyakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung itu menambahkan.
Lebih jauh, Anhar berharap warga atau masyarakat yang kerap merasa sayang untuk membuang makanan yang tersisa perlu diubah. Sebab, secara kualitas makanan yang dipanaskan berkali-kali sudah 'rusak' dan tidak layak makan.
"Jangan menumpuk makanan berlebihan. Kemudian jangan konsumsi makanan yang sudah 'rusak'. Sebagian jenis makanan ada yang aman untuk ditaruh di kulkas. Tapi, tetap ada batas kadaluarsanya,' ucap Anhar menandaskan.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun memanaskan makanan berulang kali dapat memiliki beberapa dampak negatif, baik dari segi kualitas makanan, nutrisi, maupun kesehatan.
Proses pemanasan berulang, terutama pada suhu tinggi, dapat mengurangi kandungan vitamin dan mineral dalam makanan, seperti vitamin C, vitamin B, dan asam folat, yang rentan terhadap panas.
Protein dalam makanan bisa mengalami denaturasi (perubahan struktur), sehingga nilai gizinya menurun. Makanan yang dipanaskan berulang kali juga cenderung kehilangan cita rasa aslinya dan bisa terasa lebih hambar atau bahkan pahit.
Memanaskan makanan berlemak berulang kali dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
Konsumsi makanan yang dipanaskan berulang kali dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit seperti jantung, diabetes, dan kanker.