Gerakan Wisata Bersih Diluncurkan, 8 Destinasi Jadi Pilot Project
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menunjuk sebanyak 8 destinasi menjadi pilot project Gerakan Wisata Bersih. Hal ini demi terwujudnya pariwisata Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan.
Program dari Gerakan Wisata Bersih ini dijalankan dengan mengoptimalkan pilar kebersihan dan kesehatan yang termasuk dalam indeks pembangunan pariwisata. Berikut ini 8 destinasi yang jadi percontohan program itu
Lima daerah di antaranya merupakan Destinasi Super Prioritas seperti DSP Danau Toba, DSP Borobudur, DSP Mandalika, DSP, Labuan Bajo, dan DSP Likupang. Selain itu, tiga daerah lainnya adalah Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau yang merupakan daerah dengan lalu lintas wisatawan yang cukup tinggi.
Dalam Gerakan Wisata Bersih, Kemenpar menginisiasi berbagai kegiatan seperti kegiatan bersih-bersih massal di destinasi wisata, edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran wisatawan dan masyarakat lokal,.
Selain itu, adanya penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Terkait dengan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas, salah satu desa adat di Bali sudah menjalankannya yaitu Desa Adat Padangtegal, Kabupaten Gianyar, Bali.
Sejak tahun 2012, desa di Bali itu telah konsisten melakukan pengolahan sampah yang ada di lingkungannya menjadi pupuk kompos. Sampah yang diolah di Rumah Kompos ini berasal dari berbagai sumber, salah satunya dari kawasan Monkey Forest.
Secara teknis, 8 daerah percontohan akan terus mendapatkan pendampingan terkait penerapan Gerakan Wisata Bersih yang diinisiasi Kemenpar. Setelah itu, Gerakan Wisata Bersih juga akan direalisasikan di daerah lain secara bertahap.
Sebagai informasi, Gerakan Wisata Bersih merupakan program utama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang menjadi langkah nyata dalam menciptakan kebersihan destinasi.
Selanjutnya, gerakan ini untuk memperkokoh semangat dan langkah kolaboratif menuju pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Gerakan ini juga menyoroti pentingnya sanitasi dan tersedianya toilet yang bersih sebagai salah satu amenitas utama yang mencerminkan kualitas destinasi wisata.
Pemerintah pusat berharap tahun 2025 ini menjadi momentum ntuk membangun fondasi pariwisata berkualitas. Pendekatan ini mengedepankan prinsip berkelanjutan dan nilai tambah sebagai bagian dari upaya pengembangan sektor pariwisata.
Pasalnya, pariwisata tidak hanya menjadi sektor strategis yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga menjadi sarana utama dalam memperkenalkan identitas Indonesia di kancah global.
Nantiny ada kegiatan bersih-bersih massal di destinasi wisata, juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal.
lalu, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari gerakan ini, Kemenpar juga membentuk tim Satuan Tugas (satgas) Gerakan Wisata Bersih yang menyoroti pentingnya sanitasi dan secara berkesinambungan melakukan peninjauan terhadap keberadaan toilet yang bersih sebagai salah satu amenitas utama yang mencerminkan kualitas destinasi wisata.
Program ini diharapkan dapat mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek health and hygiene dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).
Melalui implementasi di destinasi-destinasi prioritas yang dipaparkan di atas, gerakan tidak hanya meningkatkan kualitas kebersihan destinasi wisata tetapi juga menjadi model inspiratif yang dapat diterapkan di berbagai kawasan wisata lain di Indonesia.