Ternyata ada sejumlah warisan budaya Indonesia yang pernah diklaim negara lain. Penasaran apa saja? Berikut deretannya hingga pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menjaganya.

Ngomongin soal budaya Indonesia tuh rasanya nggak pernah ada habis. Dari Sabang sampai Merauke, kita punya beragam warisan yang berwujud, tak berwujud, hingga makanan tradisional.

Tapi sayangnya, banyak dari kekayaan budaya Tanah Air sempat atau bahkan masih menjadi incaran klaim sepihak dari negara lain. Nggak jarang, isu ini bikin publik Indonesia naik pitam.

Memang sih, ada beberapa budaya yang mirip karena letak geografis yang berdekatan misalnya antara Indonesia dengan Malaysia atau beberapa negara Asia Tenggara yang lainnya.

Di artikel ini akan dibahas beberapa warisan budaya Indonesia yang pernah diklaim negara lain lengkap dengan kronologi respons dari pemerintah, dan kenapa sih tiap generasi harus lebih peduli.

Buat yang suka sejarah atau lagi cari informasi tugas sekolah atau kampus soal warisan budaya Indonesia, simak ulasan Candi.id ini sampai akhir agar bisa menjadi pembelajaran penting.

1. Reog Ponorogo

Salah satu kasus paling ramai yang sempat bikin heboh netizen Indonesia adalah saat Malaysia disebut mengklaim Reog Ponorogo sebagai bagian dari budayanya.

Reog, yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur, adalah kesenian tradisional yang terdiri dari tarian, musik, dan pertunjukan magis yang kuat banget unsur mistis dan budayanya.

Pada tahun 2007, Malaysia pernah menampilkan kesenian serupa di parade budaya mereka dengan nama "Barongan". Masyarakat Indonesia langsung protes karena merasa simbol dan penampilan Barongan sangat mirip dengan Reog.

Pemerintah Indonesia pun turun tangan, dan akhirnya Malaysia menyatakan bahwa itu adalah budaya komunitas keturunan Jawa yang tinggal di sana. Meski begitu, kasus ini jadi pelajaran penting bahwa dokumentasi dan pengakuan internasional sangat krusial.

2. Batik

Siapa sih yang nggak bangga pakai batik? Kain khas Indonesia ini punya motif yang filosofis dan kaya makna. Tapi tahukah kamu, pada tahun 2009, sempat beredar kabar bahwa Malaysia mengklaim batik sebagai bagian dari budayanya?

Warga Indonesia marah besar, sampai ada kampanye massal “Hari Batik Nasional” dan desakan kepada pemerintah agar batik didaftarkan ke UNESCO.

Hasilnya? Pada 2 Oktober 2009, Batik Indonesia resmi diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia yang berasal dari Indonesia. Hari itu sekarang kita peringati sebagai Hari Batik Nasional.

Nah, ini salah satu bukti bahwa perjuangan melindungi budaya memang perlu diseriusin.

3. Tari Pendet

Tari Pendet adalah tarian penyambutan khas Bali yang biasanya ditarikan oleh perempuan. Tahun 2009 juga jadi tahun panas karena muncul iklan pariwisata Malaysia di Discovery Channel yang menampilkan Tari Pendet.

Padahal, tarian ini adalah identitas budaya Bali yang sangat dijaga kesuciannya. Iklan itu langsung memicu protes besar. Banyak seniman dan masyarakat Bali tersinggung karena tidak ada izin atau pengakuan bahwa tarian tersebut berasal dari Indonesia.

Malaysia kemudian meminta maaf dan menyatakan bahwa itu kesalahan agensi iklan. Meski permintaan maaf diterima, kejadian ini membuka mata kita tentang pentingnya proteksi kekayaan budaya di ranah internasional.

4. Lagu Rasa Sayange

Lagu “Rasa Sayange” yang berasal dari Maluku juga sempat diklaim sebagai lagu rakyat Malaysia dalam video promosi wisata mereka. Lagu ini memang cukup populer di wilayah Nusantara dan digunakan secara luas di masyarakat Melayu.

Tapi asal muasalnya jelas dari Indonesia. Pemerintah Indonesia langsung menyuarakan protes resmi. Malaysia kembali berdalih bahwa lagu itu milik bersama masyarakat Melayu.

Tapi para sejarawan dan budayawan membuktikan bahwa lagu ini pertama kali direkam dan didokumentasikan di Indonesia sejak era 1960-an, bahkan menjadi bagian dari film dokumenter.

5. Wayang Kulit

Meskipun klaim tidak dilakukan secara terang-terangan, ada juga kekhawatiran soal warisan budaya seperti wayang kulit, yang juga ditampilkan di negara tetangga dengan versi mereka sendiri.

Indonesia kemudian bergerak cepat dan mendaftarkan Wayang sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO pada tahun 2003. Langkah ini mencegah potensi klaim sepihak dan sekaligus memperkuat identitas budaya bangsa.

Kenapa budaya Indonesia mudah diklaim? Ada beberapa alasan kenapa budaya kita rentan diklaim negara lain:

  • Banyak budaya kita belum terdokumentasi secara resmi.
  • Penyebaran budaya karena migrasi membuat warisan budaya menyebar tanpa batas negara.
  • Kurangnya edukasi tentang pentingnya pendaftaran hak cipta budaya di tingkat internasional.

Inilah kenapa kita sebagai warga Indonesia perlu lebih peduli dan bangga terhadap budaya sendiri. Jangan nunggu diklaim dulu baru heboh.

Apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi penerus bangsa dalam menjaga dan merawat warisan budaya. Antara lain:

  • Bangga pakai produk budaya lokal. Seperti batik, tenun, lagu daerah, atau kuliner tradisional.
  • Dukung kampanye pelestarian budaya. Mulai dari festival budaya sampai media sosial.
  • Edukasi generasi muda. Supaya anak-anak kita nggak lupa atau malah lebih kenal budaya luar daripada budaya sendiri.
  • Dorong pemerintah terus mendaftarkan warisan budaya ke UNESCO atau lembaga internasional lainnya.

Jadi soal warisan budaya Indonesia yang pernah diklaim negara lain itu bukan sekadar kisah lama yang sudah selesai. Ini adalah pengingat bahwa kita harus terus menjaga, melestarikan, dan mempromosikan budaya kita agar tidak mudah diambil.

Mulai dari Reog Ponorogo, Batik, Tari Pendet, Lagu Rasa Sayange, hingga Wayang Kulit, semuanya adalah identitas kita yang harus kita rawat bersama. Karena kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi? (Dila Nashear)