Bagi para wisatawan penting anda memahami sustainable tourism. Istilah adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat memberikan dampak jangka panjang.

Baik itu memberikan dampak jangka panjang pada lingkungan sekitar, budaya, sosial, dan ekonomi bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.

Dalam upaya mengembangkan sustainable tourism, tentu diperlukan kesadaran setiap wisatawan dalam menjaga lingkungan atau destinasi yang sefdang dikunjungi.

Tak hanya sebagai upaya menjaga ketertiban dan kenyamanan berwisata, sadar kawasan berperan penting menjaga kelestarian sumber daya alam di kawasan konservasi.

Sadar kawasan destinasi wisata berkelanjutan bisa dimulai dengan mematuhi aturan-aturan yang berlaku di kawasan atau destinasi yang dikunjungi. Terutama saat berwisata ke destinasi wisata khusus yang tidak bisa dikunjungi sembarangan wisatawan. 

Penting dipahami, ada beberapa kawasan di Indonesia bersifat tertutup, alias tidak boleh dikunjungi oleh wisatawan. Biasanya, kawasan-kawasan tersebut merupakan kawasan konservasi maupun hutan lindung.

Larangan tersebut dibuat bukan tanpa alasan. Kawasan konservasi berfungsi sebagai “rumah” bagi pelestarian tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya. Dasar tersebut mengharuskan beberapa wilayah benar-benar aman, dilindungi, dan dijaga bersama oleh kita semua.

Faktanya, wisata konservasi menjadi salah satu alternatif berwisata yang banyak disukai oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebanyak 5,29 juta wisatawan mengunjungi kawasan konservasi di Indonesia, dengan rincian 5,1 juta wisata nusantara dan 189.000 wisatawan mancanegara. 

Meski ketertarikan berkunjung ke kawasan konservasi terus meningkat. Ternyata, masih ada sebagian wisatawan yang kurang memahami dan memiliki kesadaran akan kawasan wisata konservasi.

Akibatnya, keberlangsungan ekosistem di kawasan tersebut semakin terancam. Tentu saja hal ini bertolak belakang dengan upaya mendorong pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.

Aturan Menjaga Kawasan di Berbagai Destinasi Wisata

Kawasan konservasi memiliki beberapa aturan yang perlu diperlu ditaati oleh seluruh wisatawan. Kegiatan wisata yang boleh dilakukan di kawasan konservasi antara lain: mengunjungi, melihat, serta menikmati keindahan alam dan keanekaragaman tumbuhan maupun satwa di dalamnya.

Namun, sebelum memutuskan untuk melihat dan menikmati keindahan alam di kawasan konservasi, wisatawan juga harus melapor dan meminta izin kepada pengelola kawasan konservasi tersebut.

Nantinya, pengelola kawasan akan memberi tahu lokasi yang boleh dikunjungi, dan kegiatan yang diperbolehkan selama berada di kawasan konservasi.

Apabila sudah diperbolehkan, tentu seluruh wisatawan yang berkunjung tetap harus membaca peraturan masuk kawasan konservasi. Disarankan juga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan membawa kantong sampah pribadi, sehingga kebersihan kawasan konservasi tetap terjaga.

Di samping itu, wisatawan juga harus memahami hal-hal yang dilarang atau tidak boleh dilakukan di kawasan konservasi. Belajar dari kasus pasangan foto prewedding di kawasan Gunung Bromo, sangat tidak disarankan untuk menyalakan kembang api atau benda-benda lain yang dapat memicu percikan api. 

Selain itu, pastikan uga tidak menggunakan flash saat mengambil gambar di kawasan konservasi. Alasannya karena pancaran lampu flash membuat hewan liar tidak nyaman, sehingga memicu stres dan agresif.

Tidak kalah penting, kita juga dilarang untuk merokok, menyentuh satwa, serta mengambil dan merusak apa pun yang ada di dalam kawasan konservasi.