Benarkah satelit mirip Starlink bakal diluncurkan Rusia akhir tahun 2025 ini? Ketahui fakta, jadwal peluncuran, dan ambisi besar Roscosmos melalui proyek Rassvet ini.

Baru-baru ini muncul berita heboh dan menggemparkan bahwa negara Rusia akan segera meluncurkan sistem satelit komunikasi yang mirip dengan Starlink.

Satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO) itu direncanakan sebagai jaringan broadband internet satelit yang bisa menjangkau area terpencil, sekaligus menambah kemandirian teknologi komunikasi Rusia.

Tapi, benarkah proyek ini akan terlaksana? Kapan peluncurannya? Dan seberapa mirip dengan Starlink-nya Elon Musk? Mari kita lihat data terkini yang berhasil Candi.id himpun.

Pemerintah Rusia melalui Roscosmos badan antariksa negara itu telah menyebutkan proyek baru bernama Rassvet, yang dikembangkan oleh perusahaan kedirgantaraan Rusia bernama Bureau 1440.

Proyek ini adalah bagian dari rencana besar mereka untuk membangun konstelasi satelit komunikasi LEO yang bisa menyaingi Starlink.

Menurut pernyataan Dmitry Bakanov, kepala Roscosmos, batch pertama satelit Rassvet akan diluncurkan pada akhir tahun 2025, sekitar bulan Desember.

Peluncuran pertama ini akan membawa sekitar 16 satelit per roket, mirip cara Starlink dulu memulai. Tahap awal proyek ini menyebutkan bahwa jumlah satelit yang direncanakan cukup besar.

Di fase pertama akan ada 300 perangkat satelit, kemudian di fase kedua ditargetkan sekitar 900 satelit. Layanan komersial diharapkan mulai bekerja sekitar tahun 2027 setelah jumlah satelit aktif cukup banyak.

Salah satu motivasi utama adalah kedaulatan digital. Rusia ingin mengurangi ketergantungan pada teknologi komunikasi asing terutama di sektor pertahanan dan keamanan untuk memastikan bahwa sistem komunikasi kritis dalam negeri tidak rentan terhadap sanksi atau gangguan eksternal.

Seperti Starlink yang memungkinkan wilayah luar pangkalan, pegunungan, atau pedesaan yang selama ini minim infrastruktur telekomunikasi untuk terhubung, Rassvet dirancang agar bisa menjangkau area serupa di Rusia yang geografisnya sangat luas dan bersuhu ekstrem.

Proyek ini juga bagian dari agenda teknologi ruang angkasa Rusia yang lebih besar, termasuk program Sfera yang lebih lama, yang dulu sempat tertunda karena masalah dana dan efek sanksi internasional.

Rassvet adalah bagian dari kembalinya Roscosmos untuk berinovasi di komunikasi satelit massa. Meski ambisinya tinggi, ada beberapa tantangan besar yang harus dilalui Rusia agar proyek mirip Starlink ini bisa berhasil.

Pertama, biaya dan pendanaan. Sudah disebut bahwa proyek ini termasuk dalam program antariksa Rusia senilai puluhan miliar rubel (triliunan dalam rupiah jika dikonversi), dan anggaran proyek perlu dipastikan agar peluncuran rutin dapat dilakukan. 

Memproduksi ratusan satelit bukan perkara mudah, apalagi jika harus menjamin keandalan dan kemampuan komunikasi broadband.

Kedua, teknologi dan infrastruktur pendukung. Bukan hanya soal satelitnya, tetapi juga terminal pengguna, stasiun darat, sistem antar satelit, serta regulasi mengenai penggunaan spektrum dan izin keamanan komunikasi.

Semua ini harus disiapkan agar layanan berjalan lancar dan tidak terganggu oleh faktor cuaca ekstrem atau gangguan politik/sanksi.

Ketiga, kompetisi dan legitimasi global. Di pasar global, Starlink sudah jauh lebih dulu beroperasi, dengan jaringan besar dan pengalaman mendalam.

Pengguna sudah familiar dan ada ekspektasi tinggi terkait kecepatan dan kualitas internet satelit. Rusia harus bisa menunjukkan bahwa sistemnya tidak kalah, jika tidak akan sulit bersaing baik secara teknis maupun kepercayaan publik.

Kalau kamu penasaran soal jadwal, berikut ini ringkasan timeline yang telah diumumkan. Antara lain:

  • Peluncuran batch pertama terminal satelit internet Rassvet akan dilakukan pada akhir 2025, kemungkinan besar bulan Desember. 
  • Fase pertama (sekitar 300 satelit) dan fase kedua (sekitar 900 satelit) dijadwalkan berlangsung setelah peluncuran awal ini.
  • Layanan komersial dijanjikan mulai tersedia pada sekitar tahun 2027 setelah jumlah satelit aktif dan infrastruktur pendukung sudah memadai.

Jumlah total satelit yang direncanakan hingga sekitar tahun 2035 sangat signifikan Rusia ditargetkan memiliki jaringan satelit komunikasi besar sebagai bagian dari program Sfera, memenuhi kebutuhan domestik dan keamanan.

Intinya Rusia memang berencana meluncurkan satelit komunikasi yang mirip Starlink, dan peluncuran pertama dijadwalkan pada akhir 2025.

Tapi apakah akan langsung sukses besar seperti Starlink? Ada banyak faktor yang harus dipenuhi: teknologi, dana, penerimaan publik, dan persiapan infrastruktur.

Bagi Indonesia dan negara-negara lain yang tertarik, proyek ini bisa jadi pengingat bahwa internet satelit bakal makin memainkan peran penting dalam konektivitas global terutama di wilayah terpencil.

Selain itu, kehadiran alternatif non-AS seperti Rassvet juga punya implikasi geopolitik dan strategis, termasuk dalam aspek keamanan data dan kemandirian teknologi komunikasi. (Dila Nashear)