Niat Puasa Ayyamul Bidh Jumadil Awal dan Keutamaannya
Cari tahu niat puasa Ayyamul Bidh Jumadil Awal 1446 H lengkap dengan lafadz Arab, latin, arti, waktu pelaksanaan, dan keutamaannya. Panduan ibadah sunnah penuh berkah di bulan Hijriyah ini.
Bulan Jumadil Awal 1446 Hijriah sudah tiba, dan bagi umat Islam yang gemar menjalankan amalan sunnah, ini saat yang pas untuk kembali menunaikan puasa Ayyamul Bidh.
Meski bukan puasa wajib, amalan ini punya keutamaan besar dan sering disebut sebagai puasa tiga hari tiap bulan yang pahalanya setara dengan puasa sepanjang tahun.
Nah, banyak yang mulai mencari tahu niat puasa Ayyamul Bidh Jumadil Awal, termasuk bagaimana bacaannya yang benar dalam bahasa Arab, latin, serta artinya. Kalau kamu juga ingin ikut berpuasa, yuk simak panduan lengkapnya di bawah ini.
Sebelum masuk ke bacaan niat, kita pahami dulu maknanya. “Ayyamul Bidh” berasal dari bahasa Arab: “Ayyam” artinya hari, dan “Bidh” artinya putih.
Jadi, Ayyamul Bidh berarti hari-hari putih, yakni tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriyah saat bulan sedang penuh dan bersinar terang di langit malam.
Puasa di hari-hari ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, beliau bersabda:
“Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, melaksanakan dua rakaat salat Dhuha, dan salat Witir sebelum tidur.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi, puasa Ayyamul Bidh bukan hanya ibadah rutin, tapi juga bentuk keteladanan mengikuti sunnah Nabi yang membawa banyak keberkahan.
Untuk bulan Jumadil Awal 1446 Hijriah, Ayyamul Bidh biasanya jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriyah. Jika dikonversikan ke kalender Masehi, waktu pelaksanaannya kira-kira akan berlangsung pada pertengahan November 2025, tergantung hasil hisab dan rukyatul hilal di masing-masing daerah.
Artinya, kamu bisa mulai menyiapkan diri sejak awal bulan — pastikan tubuh dalam kondisi sehat dan sudah mengetahui jadwal puasa supaya tidak terlewat.
Nah, ini bagian yang paling sering dicari: niat puasa Ayyamul Bidh Jumadil Awal.
Berikut lafadz niatnya dalam tiga format:
Bahasa Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
“Aku niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.”
Niat ini sebaiknya dibaca pada malam hari sebelum fajar, tepatnya setelah Isya atau ketika sahur. Tapi kalau kamu lupa membacanya malam hari, masih bisa niat di pagi hari asal belum melakukan hal yang membatalkan puasa, seperti makan atau minum.
Secara umum, tata cara puasa Ayyamul Bidh sama seperti puasa wajib pada bulan Ramadan. Berikut langkah-langkahnya secara sederhana:
- Berniat dengan sungguh-sungguh. Niat bisa dilakukan dalam hati atau dilafalkan seperti bacaan di atas.
 - Sahur sebelum fajar. Sahur termasuk sunnah yang sangat dianjurkan karena membantu tubuh tetap kuat selama berpuasa.
 - Menahan diri dari makan, minum, dan hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
 - Perbanyak doa dan dzikir. Gunakan waktu luang untuk membaca Al-Qur’an, dzikir, atau memperbanyak amalan baik.
 - Berbuka dengan yang ringan. Ikuti sunnah Rasulullah SAW: berbuka dengan kurma dan air putih, lalu lanjutkan dengan salat Maghrib.
 
Dengan menjalankan langkah-langkah sederhana ini, kamu bukan hanya menjalankan puasa, tapi juga memperkuat kedekatan spiritual dengan Allah SWT.
Kenapa puasa ini disebut istimewa? Karena keutamaannya luar biasa besar. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Puasa tiga hari setiap bulan seperti puasa sepanjang tahun.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Secara matematika, kalau seseorang berpuasa tiga hari setiap bulan, berarti dalam setahun dia berpuasa 36 hari. Namun, Allah melipatgandakan pahalanya hingga seolah-olah ia berpuasa selama 360 hari jumlah hari dalam setahun kalender lunar.
Selain itu, puasa Ayyamul Bidh juga bermanfaat untuk menenangkan hati, melatih kesabaran, mengendalikan hawa nafsu, dan menjaga kesehatan tubuh.
Tidak heran, banyak ulama dan sahabat yang selalu menjaga konsistensi dalam menjalankannya setiap bulan.
Nama “hari-hari putih” bukan sekadar simbol cahaya bulan, tapi juga menggambarkan makna pembersihan diri. Dalam banyak tafsir, puasa Ayyamul Bidh diibaratkan sebagai momen memutihkan hati dari dosa dan kotoran batin.
Menjalankan puasa di tengah aktivitas duniawi juga menjadi latihan spiritual yang luar biasa. Kita belajar menahan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat, menumbuhkan empati terhadap sesama, dan memperkuat rasa syukur atas nikmat yang sering kita lupakan.
Jadi, jangan hanya melihatnya sebagai ibadah tambahan, tapi juga kesempatan untuk reset spiritual setiap bulan.
Biar nggak cuma semangat di awal bulan, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan supaya istiqamah menjalankan puasa Ayyamul Bidh setiap bulan, termasuk di Jumadil Awal ini. Antara lain:
- Catat tanggalnya di kalender. Tandai tanggal 13–15 Hijriyah tiap bulan.
 - Ajak teman atau keluarga. Berpuasa bareng bisa bikin semangat.
 - Persiapkan menu sahur dan buka puasa sederhana. Hindari makan berlebihan agar tetap ringan.
 - Jadikan niat lillahi ta’ala. Fokus pada ibadah, bukan sekadar rutinitas.
 - Evaluasi diri setiap selesai puasa. Rasakan manfaatnya secara fisik dan spiritual.
 
Dengan cara di atas puasa sunnah bisa jadi kebiasaan baik yang bertahan seumur hidup.
Itulah panduan lengkap tentang niat puasa Ayyamul Bidh Jumadil Awal 1446 H mulai dari bacaan Arab, latin, arti, waktu pelaksanaan, hingga keutamaannya.
Puasa ini bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tapi juga latihan untuk membersihkan hati, memperkuat iman, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jangan lewatkan kesempatan berpuasa di hari-hari putih ini, karena pahalanya luar biasa dan manfaatnya sangat besar, baik untuk dunia maupun akhirat.
Semoga kita semua dimampukan untuk menjalankannya dengan niat ikhlas dan penuh keberkahan. (Dila Nashear)