Aksi penipuan reservasi hotel lewat Google kembali marak dan meresahkan calon wisatawan saat musim libur Lebaran 2025 di Bandung.

Informasi yang dihimpun kasus penipuan reservasi hotel lewat google dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab demi meraup keuntungan.

Oknum itu mengubah nomor telepon yang muncul di Google Search, sehingga tamu menghubungi pelaku yang mengaku sebagai agen resmi.

Tak hanya itu, demi meyakinkan incarannya para pelaku juga berdalih merupakan perwakilan hotel yang bisa melayani reservasi kamar.

Para pelaku penipuan ini menawarkan promo menggiurkan, seperti diskon kamar hingga 50 persen. Namun, calon tamu kemudian diminta untuk mentransfer uang muka (DP) ke rekening pribadi.

Setelah uang ditransfer, pelaku akan menghilang dan korban pun mengalami kerugian. Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung, Arief Bonafianto mengungkapkan, kejadian serupa pernah terjadi tahun lalu dan kembali terulang.

“Mereka mengganti nomor reservasi hotel di Google dan menawarkan diskon hingga 50% untuk pemesanan kamar. Namun, calon tamu diminta membayar DP 50% ke rekening pribadi sebelum kedatangan," ungkap Arief.

Lebih lanjut, menurut Arief, praktik ini sangat merugikan industri perhotelan karena mengganggu kepercayaan pelanggan.

“Saat ini, 80% anggota Asosiasi Riung Priangan yang menaungi hotel bintang 3 hingga 5 di Bandung mengalami hal serupa. Bahkan, laporan dari Yogyakarta dan Makassar menunjukkan pola yang sama,” kata Arief.

Dijelaskan Arief, hotel resmi tidak pernah meminta pembayaran melalui rekening pribadi. Oleh karenanya, Ia mengimbau wisatawan untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pemesanan.

Menanggapi kasus ini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana, meminta masyarakat untuk selalu menggunakan layanan pemesanan terpercaya.

“Kami sarankan untuk memesan melalui online travel agent resmi seperti Traveloka, Agoda, dan Booking.com. Jangan pernah mentransfer uang ke rekening pribadi yang tidak dikenal,” ujarnya.

Diskominfo Kota Bandung akan melaporkan kasus ini secara resmi ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

“Kami akan meminta investigasi lebih lanjut apakah ada peretasan atau manipulasi sistem Google My Business yang dimanfaatkan oleh oknum penipu,” tutur Yayan menambahkan.

Sebagai langkah pencegahan, wisatawan disarankan untuk:

1. Memeriksa nomor resmi hotel melalui situs web atau media sosial resmi, bukan hanya dari Google Search;

2. Menggunakan agen perjalanan terpercaya untuk pemesanan online; dan

3. Menghindari pembayaran ke rekening pribadi, karena hotel resmi tidak akan meminta transfer ke rekening perorangan.

Untuk menghindari menjadi korban penipuan reservasi hotel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, verifikasi nomor telepon hotel.

Selain itu, selalu periksa nomor telepon hotel melalui situs web resmi atau media sosial resmi hotel. Jangan hanya mengandalkan informasi yang tertera di Google.

Gunakan agen perjalanan terpercaya. Lalu, lakukan reservasi melalui agen perjalanan daring (OTA) yang terpercaya, seperti Traveloka, Agoda, atau Booking.com.

Yang tak kalah penting, hindari transfer ke rekening pribadi. Sebab, hotel resmi tidak akan pernah meminta pembayaran melalui rekening pribadi. Jika ada permintaan transfer ke rekening pribadi, segera batalkan transaksi.

Konfirmasi ulang ke pihak hotel setelah melakukan reservasi, konfirmasikan ulang ke pihak hotel melalui nomor telepon atau email resmi.

Jika kamu menjadi korban penipuan reservasi hotel, segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Semakin banyak laporan yang masuk, semakin besar peluang untuk menangkap para pelaku dan mencegah lebih banyak orang menjadi korban.