Anda bekerja dari rumah atau lokasi-lokasi lain di luar kantor? Siapa sangka, ternyata kebiasaan untuk bekerja di luar kantor malah menyuburkan tren digital nomad yang beberapa tahun belakangan ini berkembang seiring masifnya dunia digital.

Apa itu digital nomad? Singkatnya istilah adalah kondisi di mana seseorang dapat bekerja tanpa terikat waktu dan tempat. Tidak hanya sekadar pindah tempat kerja.

Digital nomad ternyata juga memberikan kita kesempatan untuk bekerja sambil liburan. Misalnya bekerja sambil menikmati pantai, gunung, dan keindahan alam di setiap destinasi yang dikunjungi untuk bekerja.

Ada dua tipe digital nomad, yaitu workation dan bleisure. Workation adalah penggabungan antara bekerja dan liburan, sementara bleisure lebih pada business and leisure.

Intinya kedua tipe digital nomad tersebut tetap sama-sama mendatangkan wisatawan untuk bekerja di destinasi tujuan.

Tren digital nomad inilah yang dimanfaatkan berbagai negara untuk menarik kunjungan wisatawan, tak terkecuali di Indonesia. Bahkan tren digital nomad digadang-gadang menjadi salah satu cara meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Ternyata perkembangan teknologi informasi dan adanya tren digital nomad juga memengaruhi gaya hidup masyarakat.

Menurut data dari riset berjudul “Digital Frontiers 3.0 Study” yang dirilis menyebutkan, dari 80% digital explorers, sekitar 64% di antaranya adalah tenaga kerja milenial yang menganggap bekerja bisa dilakukan di mana saja.

Bahkan lebih dari 70 persen responden percaya bahwa mereka bisa tetap produktif meskipun bekerja di luar kantor. Melihat data tersebut tentu tak heran jika tren digital nomad semakin populer terutama di tengah pandemi seperti saat ini.

Syarat Digital Nomad

Ada beberapa indikator dalam menentukan beberapa negara atau sebuah daerah sangat cocok untuk dijadikan salah satu destinasi digital nomad.

Mulai dari akses dan kecepatan jaringan internet, biaya sewa apartemen atau penginapan, kesulitan bahasa, keterbukaan pada pelaku digital nomad, biaya serta akses ke visa kerja, dan lama visa kerja jarak jauh.

Melihat indikator tersebut tentunya jaringan internet menjadi syarat yang utama. Pasalnya, saat bekerja secara mobile atau di luar ruangan, jaringan telekomunikasi adalah hal wajib ada guna memperlancar pekerjaan.

Lantas, apakah Indonesia termasuk destinasi yang cocok untuk digital nomad?

Dikutip dari Club Med atau grup bisnis resor dunia, melalui situs resminya menyusun daftar negara terbaik di seluruh dunia bagi para digital nomad dilihat dari kecepatan internet, keberadaan tempat alam, aktivitas santai dan petualangan, biaya hidup, dan keamanan.

Dari data itu, ternyata Indonesia termasuk salah satu negara terbaik untuk destinasi digital nomad. Bali termasuk salah daerah yang cocok untuk menerapkan konsep digital nomad. Lantas, daerah mana saja yang cocok untuk digital nomad di Bali?

Club Med menempatkan Jimbaran di posisi kelima sebagai tempat terbaik untuk digital nomad. Mulai dari keindahan alam, hingga kesempatan wisatawan merasakan cita rasa budaya lokal menjadi salah satu alasannya.

Ditambah biaya hidup yang tergolong rendah menjadi daya tarik lainnya. Sebab dalam sebulan hanya perlu menghabiskan 479 poundsterling atau sekitar Rp9 jutaan saja.

Belum lagi banyaknya aktivitas menarik yang bisa dilakukan di Jimbaran tentu membuat para digital nomad semakin tertarik.

Kesimpulan

Di era digital seperti sekarang, konsep bekerja telah mengalami transformasi signifikan. Salah satu tren yang semakin populer adalah menjadi digital nomad, yaitu individu yang memanfaatkan teknologi untuk bekerja secara remote sambil menjelajahi berbagai tempat di dunia.

Dengan hanya bermodal laptop dan koneksi internet, para digital nomad bisa bekerja dari mana saja, mulai dari kafe-kafe nyaman di Bali, co-working space di Bangkok, hingga pinggir pantai di Portugal.

Gaya hidup ini tidak hanya menawarkan kebebasan lokasi, tetapi juga kesempatan untuk mengeksplorasi budaya baru, bertemu orang-orang inspiratif, dan menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Namun, menjadi digital nomad bukanlah sekadar tentang traveling dan bekerja dari tempat eksotis. Dibutuhkan disiplin, manajemen waktu yang baik, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.

Tantangan seperti perbedaan zona waktu, koneksi internet yang tidak stabil, atau rasa kesepian kerap menghampiri. Namun, bagi mereka yang berhasil mengelola tantangan tersebut, gaya hidup ini menawarkan kebebasan dan pengalaman yang tak ternilai. 

Digital nomad bukan hanya sekadar tren, melainkan sebuah pilihan hidup yang mengajarkan kita untuk berpikir out of the box, mengoptimalkan teknologi, dan mengejar passion tanpa batas geografis.