Kabar Teras Cihampelas dibongkar segera kembali mencuat dan menjadi perbincangan hangat di Kota Bandung. Bangunan skywalk yang sempat menjadi ikon kini masuk dalam evaluasi serius pemerintah daerah.

Wacana pembongkaran pun memicu pro dan kontra, baik dari warga, pedagang, hingga pengamat tata kota. Apalagi, isu ini di tengah sarana itu sempat menjadi tempat mesum sampai viral di media sosial.

Teras Cihampelas dikenal sebagai salah satu proyek ambisius penataan ruang publik yang dibangun pada era kepemimpinan Ridwan Kamil saat menjabat Wali Kota Bandung.

Namun, seiring berjalannya waktu, keberadaan bangunan tersebut dinilai tidak lagi optimal dan justru memunculkan sejumlah persoalan baru.

Wacana teras Cihampelas dibongkar muncul setelah pemerintah daerah melakukan peninjauan ulang terhadap fungsi dan kondisi bangunan.

Dalam beberapa tahun terakhir, skywalk ini terlihat sepi pengunjung, banyak kios tutup, dan aktivitas ekonomi yang diharapkan tidak berjalan maksimal.

Selain itu, kondisi fisik bangunan juga menjadi sorotan. Beberapa bagian terlihat kurang terawat, sehingga memunculkan pertanyaan soal efektivitas pemeliharaan bangunan publik tersebut.

Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk pembongkaran.

Sejarah Singkat Teras Cihampelas

Teras Cihampelas awalnya dibangun sebagai solusi untuk menata kawasan Cihampelas yang padat, terutama oleh pedagang kaki lima dan pejalan kaki.

Konsep skywalk dipilih agar aktivitas pedestrian terpusat di atas jalan, sementara lalu lintas kendaraan tetap berjalan di bawahnya.

Saat diresmikan, Teras Cihampelas sempat menjadi destinasi wisata urban yang ramai dikunjungi. Banyak warga dan wisatawan datang untuk berjalan santai, berfoto, atau sekadar menikmati suasana kawasan Cihampelas dari ketinggian.

Namun, antusiasme tersebut tidak bertahan lama. Seiring waktu, fungsi ruang publik ini dinilai tidak berkembang sesuai harapan awal.

Ada beberapa alasan yang membuat wacana teras Cihampelas dibongkar semakin menguat. Pertama, dari sisi fungsi ruang publik. Bangunan ini dinilai tidak lagi menjadi magnet aktivitas warga, sehingga keberadaannya dianggap kurang relevan.

Kedua, dari sisi estetika kota. Sebagian pihak menilai struktur Teras Cihampelas justru menghalangi pandangan dan membuat kawasan terlihat semrawut.

Penilaian ini memicu diskusi tentang perlunya penataan ulang kawasan Cihampelas agar lebih terbuka dan nyaman.

Ketiga, aspek teknis dan administratif juga menjadi bahan evaluasi. Bangunan publik idealnya memenuhi standar kelayakan, keamanan, dan perizinan yang jelas. Evaluasi inilah yang kemudian membuka kemungkinan pembongkaran sebagai salah satu solusi.

Sikap Pemerintah Kota Bandung

Pemerintah Kota Bandung menegaskan bahwa hingga kini belum ada keputusan final terkait teras Cihampelas dibongkar. Proses yang berjalan masih berupa kajian teknis dan perencanaan jangka panjang.

Pemerintah juga menekankan bahwa pembongkaran bukan satu-satunya opsi. Alternatif lain seperti revitalisasi, perubahan fungsi, atau penataan ulang kawasan juga masih terbuka untuk dibahas.

Wacana pembongkaran ini memunculkan reaksi beragam dari masyarakat. Kelompok yang mendukung menilai Teras Cihampelas sudah tidak efektif dan membebani anggaran pemeliharaan.

Mereka berharap kawasan Cihampelas bisa ditata ulang dengan konsep yang lebih sederhana dan ramah pejalan kaki.

Di sisi lain, kelompok yang menolak teras Cihampelas dibongkar beranggapan bahwa pembongkaran hanya akan membuang anggaran besar yang sudah dikeluarkan. Mereka mendorong pemerintah untuk memperbaiki manajemen dan fungsi bangunan agar kembali hidup.

Isu lain yang tak kalah penting adalah nasib pedagang yang pernah menggantungkan penghasilan di Teras Cihampelas. Bagi sebagian pelaku usaha kecil, skywalk ini pernah menjadi ruang usaha yang menjanjikan.

Wacana pembongkaran menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya ruang ekonomi tersebut. Pemerintah menyatakan bahwa jika pembongkaran dilakukan, aspek sosial dan ekonomi masyarakat akan tetap menjadi pertimbangan utama.

Warisan Kebijakan dan Evaluasi Kota

Teras Cihampelas merupakan bagian dari kebijakan penataan kota di masa lalu. Oleh karena itu, isu teras Cihampelas dibongkar juga memicu diskusi lebih luas tentang bagaimana sebuah kebijakan publik dievaluasi seiring perubahan kebutuhan kota.

Pengamat tata kota menilai evaluasi semacam ini wajar dilakukan. Kota bersifat dinamis, sehingga infrastruktur yang dibangun pada satu periode belum tentu relevan di periode berikutnya.

Hingga kini, masa depan Teras Cihampelas masih menunggu hasil kajian lanjutan. Pemerintah berjanji akan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan teknis, sosial, dan ekonomi secara menyeluruh.

Apakah teras Cihampelas dibongkar, direvitalisasi, atau dialihfungsikan, semua masih menjadi bagian dari proses perencanaan. Publik pun diharapkan terus dilibatkan agar keputusan yang diambil benar-benar sesuai kebutuhan warga.

Wacana teras Cihampelas dibongkar menunjukkan pentingnya evaluasi berkelanjutan terhadap ruang publik. Pro dan kontra yang muncul menjadi cerminan kepedulian masyarakat terhadap wajah Kota Bandung.

Ke depan, keputusan apapun yang diambil diharapkan mampu menghadirkan ruang kota yang lebih fungsional, estetis, dan berpihak pada kepentingan warga. (Dila Nashear)