Dalam beberapa waktu terakhir istilah birdwatching mulai populer di masyarakat. Kegiatan pengamatan spesies burung liar yang bisa kita lakukan di alam bebas memang menarik perhatian.

Dengan birdwatching, masyarakat bisa secara langsung mendengarkan suara burung dengan menggunakan bantuan teropong binokular dan monokular yang disediakan atau bawa sendiri.

Menariknya, sekarang ini banyak destinasi wisata, khususnya taman wisata alam, yang menjadi birdwatching atraksi wisata baru bagi wisatawan dengan minat khusus.

Tak sekadar memantau burung liar, birdwatching memberikan sensasi tersendiri bagi wisatawan yang mengikutinya.

Menengok ke belakang, birdwatching sebenarnya ditujukan untuk kepentingan ilmiah. Kegiatan ini pertama kali dikenalkan oleh Alexander Wilson asal Skotlandia.

Periode 1808-1813, Wilson aktif melakukan pengamatan untuk mengumpulkan gambar dan informasi tentang burung-burung yang ditemui.

Seiring berjalannya waktu, aktivitas di alam bebas ini berkembang menjadi hobi yang menyenangkan. Khususnya bagi pecinta burung, pecinta alam, hingga fotografer yang ingin melihat burung di habitatnya langsung.

Meski termasuk atraksi wisata minat khusus, birdwatching menawarkan keseruan tersendiri. Sebelum mendatangi habitat asli burung, biasanya kita harus melakukan trekking di tengah hutan, menyeberang dengan sampan, hingga mendaki gunung.

Karena itu, pengamatan burung ini juga memacu adrenalin. 

Masyarakat bisa melakukan perburuan dengan lensa atau mata telanjang, kita akan menemukan berbagai burung yang belum pernah ditemui sebelumnya. Bahkan, kalau beruntung, kita bisa mengabadikan burung yang langka dengan kamera. 

Birdwatching juga seru dilakukan di Indonesia, karena terkenal dengan keanekaragaman flora dan fauna endemik, termasuk burung-burung langka yang cantik. Bahkan, hampir setiap pulau di Indonesia, memiliki persebaran burung endemik.

Nah, yang ingin merasakan sensasi melihat burung langka langsung dari habitatnya. Ada banyak lokasi birdwatching yang bisa kita datang di Indonesia. Berikut beberapa di antaranya:

1. Taman Wisata Alam Kerandangan 

Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan masuk dalam kawasan Desa Wisata Senggigi, Lombok Barat. Terdapat beberapa spesies burung di TWA Kerandangan, beberapa masuk dalam kategori terancam punah, seperti Elang Flores (Nisaetus floris), Celepuk Rinjani (Otus jolandae) dan Cekakak Kalung-Cokelat (Todiramphus australasia).

2. Taman Nasional Tangkoko

Lokasi birdwatching di Indonesia yang tak kalah menarik adalah Taman Nasional Tangkoko di Sulawesi Utara. Taman nasional ini menjadi rumah dan tempat berlindung burung langka, seperti Maleo (Macrocephalon maleo) dan Cabak sulawesi (Caprimulgus celebensis). 

3. Hutan Tambrauw 

Destinasi birdwatching berikutnya adalah Hutan Tambrauw, Papua Barat. Di hutan yang menjadi salah satu saksi Perang Dunia II ini kita juga bisa melihat burung khas Tanah Papua: Cendrawasih.

Tepatnya jenis Cendrawasih raggiana (Paradisaea raggiana). Burung yang populasinya semakin menurun ini memiliki ciri khas bulu warna kuning di atas kepalanya.

4. Hutan Puar Lolo

Lokasi birdwatching berikutnya ada di Hutan Puar Lolo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Dari hutan Flores, masyarakat bisa melihat Elang flores yang terancam punah. Burung ini mempunyai ciri-ciri bulu luar berwarna cokelat dan kuku berwarna hitam.

5. Taman Nasional Way Kambas

Destinasi birdwatching yang tak kalah unik ada di Taman Nasional Way Kambas. Di taman nasional ini terdapat populasi burung endemik, kukuk tanah sumatra.

Ciri-ciri burung ini memiliki panjang ekor sekitar 55 cm, dengan kaki hijau dan sayap kombinasi hitam kehijauan.