Di tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini berbagai inovasi terus lahir. Berbagai sektor mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan pun mulai merasakan manfaat teknologi.

Dari sekian banyak solusi inovatif yang telah meluncur ke publik untuk membantu kehidupan, di Bandung ada sebuah teknologi yang dirancang dalam mengatasi permasalahan sampah, terutama dari hasil pengerukan sungai. 

Solusi yang kini diterapkan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga  (DSDABM) Kota Bandung adalah penggunaan Mesin Olah Runtah atau Motah-19 yang diklaim mampu untuk mengolah 2 ton hingga 4 ton sampah per harinya.

Mesin ini ditempatkan di Kelurahan Cisaranten Wetan, Kecamatan Cinambo yang berada di Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) milik Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Candi.id, Motah-19 berfungsi membakar sampah hasil pengerukan sungai tanpa bahan bakar tambahan, menghasilkan 10 kg abu per ton sampah, yang kemudian diolah menjadi bata beton.

Pemerintah setempat sangat berharap kehadiran mesin untuk penanganan masalah sampah ini menjadi solusi penting dalam mengurangi timbunan sampah sungai yang kerap menyebabkan banjir di sejumlah titik di Bandung. 

Produksi sampah di ibukota Jawa Baat ini sangat fantastis yakni mencapai 1.796,51 ton per hari. Sampah makanan menjadi penyumbang terbesar, diikuti sampah plastik dan kertas yang diproduksi masyarakat Kota Kembang. 

Nantinya, dengan mesin ini sampah hasil pengerukan sungai yang telah diangkut para petugas DSDABM di lapangan dapat diolah langsung tanpa harus dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) di kawasan Sarimukti. 

Sebelum kehadiran Motah-19, sampah dari hasil pengerukan sungai di beberapa kawasan yang tersebar di 30 kecamatan hanya ditampung sementara sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Merujuk informasi dari DSDABM, sampah sungai memiliki karakteristik beragam, mulai dari plastik hingga sedimen berat, sehingga diperlukan solusi yang efektif. 

Maka dari itu lahirlah Motah-19 untuk membantu. Dengan mesin ini, tidak ada lagi sampah sungai yang harus dibuang ke TPA. Semua terselesaikan melalui teknologi tersebut.

Proses pembakaran sampah di Motah-19 dimulai dari pengangkutan sampah dari lokasi pengerukan sampah sungai. Kemudian, sampah dibawa ke lokasi Motah-19 untuk dipilah. Sampah yang tidak bernilai jual dibakar di dalam Motah-19.

Sampah sungai berbeda karakternya banyak sampah plastik, sedimen sampai sampah besar. Ini jadi salah satu solusi.

Untuk diketahui, jika Motah-19 dapat membakar sampah 1 ton per jam. Dengan perhitungan delapan jam kerja setiap hari, Motah-19 bisa membakar 2 ton sampai 8 ton sampah per hari.

Pembakaran tidak menggunakan bahan bakar, tetapi tinggal menyalakan api ke dalam tungku mesin. Hampir seluruh sampah dapat dibakar, kecuali sampah bahan berbahaya dan beracun.

Pembakaran 1 ton sampah menghasilkan 10 kilogram abu yang selanjutnya dikelola menjadi bata beton. Dengan demikian, masalah sampah dapat dituntaskan, bahkan mendatangkan manfaat baru.

Sebelumnya, telah terdapat dua mesin Motah di Kota Bandung yakni di Kecamatan Bandung Kulon dan Kecamatan Sumur Bandung.