Jumat 5 September Libur Apa Sih? Ini Jawaban Resmi Pemerintah
Ingin tahu Jumat 5 September libur apa sih? Yuk cek detail jawaban resmi dari pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri dan cara memanfaatkan long weekend ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Candi.id, Pemerintah sudah resmi menetapkan tanggal 5 September 2025 sebagai libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah.
Salah satu tanggal merah di bulan ke 9 ini jatuh tepat di hari Jumat. Artinya, masyarakat Indonesia bisa menikmati long weekend tiga hari berturut-turut, dari Jumat sampai Minggu.
Buat pekerja maupun pelajar, momen kayak gini jadi kesempatan emas untuk istirahat atau liburan singkat. Juga, jadi waktu refleksi bagi umat Islam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Jumat 5 September juga bertepatan dengan Hari Amal Internasional. Peringatan global yang mendorong solidaritas dan berbagi kebaikan. Jadi, libur kali ini bisa dimaknai lebih dalam
Nah, di artikel ini kita bakal bahas tuntas dasar penetapan dari pemerintah, sampai ide-ide seru untuk mengisi long weekend biar lebih berkesan. Jadi, pastikan dibaca sampai selesai ya.
Kenapa ditetapkan sebagai libur nasional? Karena 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah yang tahun ini bertepatan dengan 5 September 2025 merupakan momentum penting yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dihimpun dari berbagai sumber, masyarakat Indonesia biasanya memperingati Maulid Nabi dengan aneka kegiatan religius: kajian, pengajian, pembacaan selawat, dan santunan sosial.
Ini bukan sekadar hari libur, tapi juga kesempatan menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah serta menguatkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Karena libur resmi jatuh di hari Jumat, otomatis memunculkan long weekend praktis tiga hari. Menurut jadwal:
- Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi SAW
- Sabtu dan Minggu: Akhir pekan
Ini kesempatan emas buat keluarga yang ingin rekreasi, berkumpul, atau sekadar istirahat. Kalau kamu ingin libur lebih panjang, bisa ambil cuti di Kamis, 4 September atau Senin, 8 September tentu apabila kuota cuti tahunan masih tersedia.
Makanya yang nanya soal Jumat 5 September libur apa sih? jawabannya Maulid Nabi Muhammmad SAW. Tapi uniknya tanggal tersebut juga diperingati secara global. Antara lain:
- Hari Amal Internasional (International Day of Charity) untuk mengenang misi sosial dan dedikasi Santa Teresa dari Kalkuta
- Hari Samosa Sedunia (World Samosa Day) sedikit unik, tapi jadi momen merayakan camilan favorit banyak orang
- Hari Pengudusan Santa Teresa (Saint Teresa Sanctification Day) peringatan tinggalan spiritual dari Santa Teresa
Jadi, tanggal ini menyimpan makna multi-dimensi, bukan cuma bagi umat Islam, tapi juga komunitas global dan pencinta kuliner. Daripada hanya libur biasa, kamu bisa manfaatkan momen ini secara lebih cerdas:
- Gabung acara keagamaan dan pengajian di masjid atau komunitas terdekat sebagai sarana refleksi.
- Quality time keluarga mungkin jalan-jalan singkat atau piknik di taman kota.
- Ikut kegiatan amal atau sosial, sesuai tema Hari Amal Internasional.
- Coba kuliner atau seru seruan kecil di Hari Samosa Sedunia bisa jadi konten seru di media sosial
- Fokus recharge istirahat total juga penting dalam jangka panjang.
Di Indonesia sendiri, perayaan Maulid Nabi tidak hanya sebatas kegiatan keagamaan, tapi juga menjadi bagian dari tradisi budaya yang diwariskan turun-temurun. Maka wajar jika setiap daerah punya cara unik dalam menyambutnya.
1. Shalawat dan Pengajian
Hampir di semua daerah, Maulid Nabi identik dengan pembacaan shalawat Nabi dan pengajian akbar. Umat berkumpul di masjid, mushola, atau majelis taklim untuk mendengarkan ceramah tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Suasana ini biasanya penuh khidmat sekaligus hangat, karena menjadi momen silaturahmi antarwarga.
2. Tradisi Grebeg Maulid di Jawa
Di Yogyakarta dan Solo, Maulid Nabi dirayakan dengan tradisi Grebeg Maulid. Keraton biasanya mengeluarkan gunungan berisi hasil bumi yang kemudian diperebutkan warga.
Gunungan ini melambangkan keberkahan dan rasa syukur kepada Allah SWT. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan masih lestari hingga kini.
3. Bantenan di Banten
Masyarakat Banten punya cara unik dengan tradisi Bantenan. Mereka membawa nasi tumpeng, buah-buahan, serta makanan khas ke masjid untuk dibagikan setelah doa bersama. Filosofinya adalah berbagi rezeki sekaligus mempererat persaudaraan antarumat.
4. Ngarak Panjang Mulud di Cirebon
Di Cirebon, ada tradisi Ngarak Panjang Mulud, yaitu arak-arakan panjang berisi hasil bumi, hiasan janur, serta makanan khas. Tradisi ini meriah sekali, karena diiringi musik gamelan dan diikuti warga dari berbagai kalangan.
Panjang Mulud melambangkan doa agar masyarakat selalu diberi berkah dan keselamatan.
5. Baayun Maulid di Kalimantan Selatan
Di Martapura, Kalimantan Selatan, ada tradisi unik bernama Baayun Maulid. Anak-anak diayun di ayunan yang sudah dihias cantik, sembari dibacakan shalawat.
Tradisi ini dipercaya sebagai simbol harapan agar anak tumbuh sehat, cerdas, dan berakhlak mulia seperti Nabi Muhammad SAW.
6. Muludan di Garut
Di beberapa daerah Jawa Barat, khususnya Garut, masyarakat punya tradisi Muludan dengan menyalakan obor keliling kampung, membawa tumpeng, dan shalawatan bersama.
Tradisi ini biasanya berlangsung malam hari, sehingga suasananya terasa hangat dan penuh kebersamaan.
7. Kenduri Maulid di Aceh
Di Aceh, peringatan Maulid Nabi dirayakan dengan kenduri besar-besaran. Masyarakat memasak makanan khas Aceh, lalu mengundang tetangga untuk makan bersama di meunasah atau masjid.
Ini menjadi simbol rasa syukur, sekaligus memperkuat persaudaraan antarwarga. Dari beragam tradisi tersebut, ada satu benang merah yang sama: meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW sekaligus mempererat ukhuwah Islamiyah.
Dari paparan di atas sudah tahu kan jawaban Jumat 5 September libur apa sih? Intinya, tradisi bukan sekadar seremonial, tapi menjadi sarana memperkuat nilai religius, sosial, dan budaya di tengah masyarakat.
Bagi banyak orang, Maulid Nabi juga menjadi momentum untuk merenungkan kembali pesan-pesan Nabi: kasih sayang, keadilan, dan kepedulian sosial.
Karena itu, tradisi yang ada di tiap daerah tidak hanya memperkaya budaya Indonesia, tapi juga meneguhkan cinta umat kepada Nabi Muhammad SAW. (Dila Nashear)